Dirjen Pendis: Perguruan Tinggi Keagamaan Salah Satu Penentu Moderasi Bangsa

By Admin

nusakini.com--Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin menilai perguruan tinggi (PT) berperan strategis dalam gerakan moderasi di Indonesia. PT bahkan menjadi salah satu penentu moderasi. Jika terkait moderasi agama, maka perguruan tinggi keagamaan berperan penting di dalamnya. 

Hal ini ditegaskan Kamaruddin Amin saat menjadi narasumber pada Studium Generale di IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Kegiatan yang dihadiri ratusan civitas akademika IAIN ini mengangkat tema Penguatan Integrasi dan Moderasi Islam. 

Kamaruddin mengaku, pihaknya terus melakukan pembenahan dalam regulasi dan penguatan substansi pembelajaran pada Perguruatn Tinggi Keagamaan Islam (PTKI). Apalagi, Kemenag sedang berupaya menjadikan PTKI sebagai destinasi kajian Islam dunia di Indonesia. Pada saat yang sama, moderasi agama menjadi tuntutan global dan internasional. Untuk itu, kurikulum di PTKIN juga harus mencerminkan moderasi Islam. 

"Internasionalisasi kurikulum studi Islam dan kelembagaan PTKIN sudah urgen dilakukan saat ini. Supaya mutu alumni PTKIN merasa sama dengan para alumni studi Islam di Timur Tengah, Barat, Eropa ataupun Amerika," tuturnya. 

Menurut Kamaruddin, ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam konteks internasionalisasi kurikulum studi Islam di PTKI. Pertama, Al-Quran sebagai sumber otoritas tertinggi. Kedua, penafsiran, respon, refleksi para ulama/intelektual/peneliti. Ketiga, implementasi dalam peradaban Islam.  

Ketiga domain tersebut dapat menjadi dasar pengembangan kurikulum internasional kajian Islam di PTKI. Selain itu, faktor yang juga tidak kalah penting, adalah kemampuan bahasa, baik Arab maupun Inggris. “Jangan sampai, alumni Ilmu Tafsir atau ilmu Hadits tetapi kemampuan bahasa Arabnya dipertanyakan public,” tuturnya. 

Rektor IAIN Syekh Nurjati, Sumanta Hasyim menyatakan siap melaksanakan program internasionalisasi yang dicanangkan Kementerian Agama. Apalagi, menurutnya, Cirebon mempunyai modal sejarah dalam internasionalisasi studi Islam melalui Sunan Gunung Jati sebagai maha guru Islam saat era para Walisongo. (p/ab)